Thursday, July 31, 2008

menilai-dinilai, untuk apa?

"Orang seperti apa sih aku ini?" tanyaku pada seorang teman suatu ketika...
Bukan pertanyaan yang asing sih buat teman2 dekatku, sahabat2ku...
bahkan, rasa2nya sdh ribuan kali mereka mendengar pertanyaan itu dariku, dan berkali-kali pula mereka dengan amat terpaksa menjawabnya...(soalnya kadang nanyanya juga rada maksa sih,.hehe)

Jawaban yang kudapat tentu beraneka rupa, tergantung tingkat kedekatan dan kondisi pertemanan kami tentunya..
Mereka yang masih terlalu dini mengenalku, memberi jawab kalau aku si kutu buku yang suka jalan2 dan cenderung vokal (bukan bina vokalia tentu saja karena aku toh tak terlalu pintar bernyanyi), orang yang tanpa ba bi bu membantah sesuatu yang kuragukan kebenarannya, walopun slalu berisiko menciptakan segudang musuh...
Paling tidak, jawaban ini pernah kuperoleh dari sebagian besar teman2 masa KKNku dulu..dan sebagian kecil housemate-ku kala di jogja dulu..

Beda lagi dengan mereka yang boleh dibilang cuma berada di batas tengah, dibilang baru mengenal juga nggak tapi kenal betul juga nggak terlalu. Umumnya, mereka-mereka ini adalah teman2 yang berinteraksi cukup lama denganku tapi tak punya kedekatan emosional..
Seingatku mereka mengingatku sebagai orang yang selalu -untuk memudahkan ketimbang menyebut terlalu sering- serius menjalani hidup, nggak bisa nyantai dikit...
(hmmm..apa iya aku seperti itu??kok aku malah nggak ngrasa begitu ya?)
jangan tanya siapa yang paling sering melabeliku seperti itu...tak lain dan tak bukan teman2 di masa lalu, mereka yg pernah ada di lingkungan menyenangkan bernama Kropel itu..
entah karena mereka pernah melihatku seperti itu di masa lalu atau memang sampai sekarang aku masih seperti itu...atau jangan2 mereka hanya tak terlalu memahamiku?? cuma Tuhan dan mereka yang tahu (soalnya kan aku ndak merasa..hehe)

Nah, biasanya yang paling 'sadis' ngasi komentar adl mereka2 yang berada di lingkaran intiku, ndak keluargaku, ndak sahabat2 cerminan jiwaku..nggak tahu kenapa, tiap kali aku bertanya, jawaban mereka nggak pernah jauh2 dari "Kamu tuh idealis akut,' atau "Kamu itu nyebelin di satu sisi tapi nyenengin di sisi yang lain,". Kadang ada juga yang nyeletuk "Kamu itu edan, sinting, gila!" atau "Kamu tuh ajaib, complicated, suka kurang kerjaan nanya2 hal2 nggak penting kaya gitu??" (nah lho, emang nanya begituan nggak penting ya?? kan aku lagi hilang arah, harusnya boleh dong aku nanya, aku ini bagaimana, walahhh...ngeles terusssssssss...xixixix..babain wes..)

Uhmm...sejujurnya, kadang aneh juga rasanya mengetahui kebenaran tentang diri kita dari orang lain. Bukannya apa, cuma kadang terpikir, "Kok bisa ya mereka lebih tahu tentangku daripada diriku sendiri,"

Siapa sih sebenarnya kita ini? apa iya kita benar2 seperti yang kita yakini selama ini? ato jangan2 kita malah salah menilai diri kita sejauh ini? atau selama ini justru kita yang nggak terlalu pintar menampilkan diri hingga akhirnya justru membuat orang lain salah mempersepsikan kita/menilai kita?

Dulu, dalam sebuah diskusi -yang sayangnya aku lupa dengan siapa- ada yang bilang "Orang jahat sama orang baik itu bisa diliat dari mukanya Di. Kalo nggak percaya, kamu liat aja itu muka2 orang yang dipenjara, rata2 hampir punya kemiripan. Terlihat beringas, kalau nggak terlihat picik.."
ah, masa iya sih??

eh, tapi ngomongin muka, dulu pernah juga ada yang ngasi tau aku..katanya orang cerdas atau nggak itu bisa diliat dari matanya. Kalau matanya bersinar itu artinya dia cerdas, tp klo nggak ya brarti nggak cerdas..
nah, mslhnya kalo orangnya baru bangun tidur pie ya??

Kita dan penilaian..
ah, kenapa ya manusia tak pernah bosan menilai satu sama lain??
pun, kenapa juga ada individu2 yang suka dinilai orang lain?? bahkan ada yg punya ketakutan takut mendapat penilaian orang lain?? sampai2 menjalani hidup dengan penilaian orang lain dan membunuh begitu saja keinginan2nya, mimpi2nya demi supaya ga dapet penilaian buruk dari orang lain..

apa itu artinya manusia ini sebenarnya nggak cukup pede dengan dirinya sendiri??
kenapa sih kita butuh penilaian?? kenapa kita menilai orang lain?
apa itu membuat hidup kita lebih baik? apa itu membuat hidup lebih nyaman? lebih indah buat dijalani??

terus, kenapa manusia suka menilai dari sesuatuyang sifatnya lahiriah?
apa iya, mata yang bersinar selalu menunjukkan si empunya adalah orang yang cerdas??
apa iya, tampang yang beringas selalu berarti orang yang jahat?
apa iya, pilihan2 hidup yang berbeda membuat orang lain selalu terlihat salah?
bukankah manusia itu punya rasa dan karsa?
yang membuatnya bisa dan boleh memilih? termasuk menjadi berbeda? termasuk keluar dari pakem2 yang ada dan berlaku di masyarakat?

tak bolehkah kita menjalani sebuah kehidupan yang berbeda?
apa salah memilih jalur yang berlawanan?
apa itu berarti melukai?

ah, teringatku pada seorang teman..
dia yang pernah bertutur tentang preferensinya yang berbeda..
dia yang pernah menjadi sumber inspirasiku..
dia yang pernah menjadi titik nyamanku...

masihkah rahasia itu terpendam disana?
atokah dunia sudah mulai menerimanya..menerima preferensinya yang berbeda?
berbeda bukan berarti kita tak berhak mendapatkan perlakuan yang layak bukan?
entahlah...

dee-dee
*lelah menilai diri, mencari tahu apa yang salah dalam diri..tp kenapa harus mencari salah? apa itu tanda tak mencinta diri? apa itu tanda tak bersyukur atas nikmat-Nya? kenapa harus menilai? bisakah hidup tanpa menilai dan dinilai? entahlah..semua tarik-menarik, berharap temukan jawab atas segala tanya yang menggelayut di kepala, yang tak mau beranjak meski coba tepiskan..*


No comments:

Post a Comment